Pengelola KB Bentara
Anak-anakku sayang….. semoga hari ini lebih baik dari yang kemarin. Mama tidak keberatan ketika uang jajanmu kamu belikan layang-layang, atau mainan lainnya. Kami sebagai orang tua bahagia bila kalian pun bahagia, apalagi dunia anak adalah dunia bermain.
Kami tidak mengharapkan nilai dari setiap mata pelajaran harus 100, 60 pun tidak ada masalah yang terpenting itu adalah hasil pekerjaanmu sendiri. Kita adalah mahkluk social, kita hidup bermasyarakat yang bernorma, kaidah, adat istiadat dan berbudaya. Semuanya tersebut bermuara pada perilaku yang kita ekspresikan dalam pergaulan setiap hari, di mana pun berada.
Romo Yansen, CM, pendiri Panti Asuhan anak istimewa “Bhakti Luhur Malang”, pernah berkata “Saya tidak membutuhkan orang pintar untuk menangani anak-anak terlantar, yang saya butuhkan adalah yang memiliki hati untuk melayani”. Mengapa demikian??
Jawabnya adalah bahwa “orang yang melayani atau melakukan segala kegiatan menggunakan hati, otomatis adalah orang pintar, sedangkan orang pintar belum tentu memiliki “hati” dalam melayani orang lain. Demikian pula dalam kehidupan setiap hari dalam masyarakat, di lingkungan sekolah atau di manapun. Perilaku yang baik yang kita lakukan akan mendapat respon positif namun bila perilaku kita minus maka respon yang kita peroleh pun demikian. Atau “apa yang kamu tabur maka itu pula yang kamu tuai”.
Keluarga adalah komunitas terkecil dalam kehidupan masyarakat. Tugas orang tua atau keluarga adalah mendidik dan membesarkan anak-anak. Bila semua nasehat dan petuah orang tua dapat kalian laksanakan dalam kehidupan sehari-hari maka kebahagiaan yang akan diperoleh. Sebagai seorang pelajar, jadilah pelajar yang berperilaku terpuji. Katakan “tidak “ untuk membuat kegaduhan, narkoba, gaya hidup hedon, materialistic, narsis, dan bentuk penyimpangan lain yang dapat membuat orang tua terpuruk dalam penyesalan.
Coba bacalah artikel menarik di bawah ini.
Jepang bisa membanggakan disiplin siswa-siswi negara tersebut di sekolah. Perilaku siswa Jepang di kelas itu lebih baik atau terbaik dunia. Demikian hasil penelitian internasional.
Menurut hasil penelitian tersebut, murid-murid di Jepang menempati posisi tertinggi dalam peringkat perilaku baik. Laporan dari forum kerjasama ekonomi OECD mendapati jumlah gangguan di kelas pada tahun 2009 lebih sedikit jika dibandingkan angka hasil penelitian tahun 2000.
Siswa-siswi di Inggris berperilaku lebih baik jika dibandingan perilaku rata-rata siswa di negara lain. Namun, negara dan kawasan Asia mendominasi posisi teratas di daftar peringkat perilaku terbaik.
OECD menerbitkan analisis statistik perilaku yang dihimpun sebagai bagian dari penelitian internasional forum tersebut. Penelitian itu juga membandingkan kinerja sistem pendidikan.
Penelitian OECD mencermati tingkat gangguan yang terjadi di kelas dari segi berapa lama guru harus menunggu siswa usia 15 tahun ''menjadi tenang'' dalam proses belajar. Penelitian mendapati bahwa, meski banyak pihak merisaukan perilaku buruk, kemungkinan remaja gaduh dan berulah itu menurun jika dibandingkan dengan hasil analisis internasional serupa pada 2000.
''Keyakinan umum selama ini mempercayai disiplin siswa turun dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Keyakinan tersebut juga mempercayai bahwa para guru kehilangan kendali atas kelas mereka. Namun, keyakinan umum itu keliru,'' kata laporan OECD. ''Antara tahun 2000 dan 2009, disiplin di sekolah ternyata tidak memburuk. Bahkan, di banyak negara disiplin siswa justru meningkat.''
Negara-negara dan kawasan di Asia menempati tujuh dari 10 tempat teratas. Tiga tempat teratas ditempati oleh negara di Eropa timur.
Dua sistem persekolahan Cina (Shangai dan Hongkong) berada di posisi empat teratas. Ini mencerminkan munculnya Cina sebagai adidaya pendidikan yang tengah bangkit.
Dalam hasil pengukuran penelitian terhadap keterampilan baca-tulis yang diterbitkan bulan Desember, sistem persekolahan Shanghai menempati posisi teratas di dunia. Dalam penelitian perilaku ini, Inggris menempati posisi ke-28 dengan skor yang menempatkan perilaku siswa Inggris di atas rata-rata. Posisi Inggris di belakang Amerika Serikat dan Jerman, tapi di atas Prancis dan Italia.
Peringkat pendidikan internasional hasil penelitian OECD ini menempatkan negara-negara Skandinavia di posisi bawah. Finlandia, yang biasanya berada di peringkat teratas urutan sekolah dunia, berada di tiga posisi terbawah. Hanya Argentina dan Yunani yang disebut mengalami gangguan lebih banyak di dalam kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar